KISAH NABI MUSA A.S
Suatu ketika, Raja Fir'aun bermimpi melihat api yang bisa membakar wilayah Mesir. Ketika terbangun, ia mengumpulkan para tukang sihir dan ahli peramal untuk menafsirkan mimpi tersebut.
Musa lahir pada saat maraknya pembunuhan bayi dan kaum laki-laki oleh pasukan Raja Fir'aun. Nabi Musa lahir dari wanita bernama Yukaibid.
Yukaibid merasa sangat ketakutan apabila anaknya dibunuh oleh Raja Fir'aun. Kemudian, Allah mengilhaminya untuk meletakkan Musa ke dalam peti dan dihanyutkan ke sungai saat pasukan Fir'aun datang.
Firaun memang dikenal sebagai raja yang kejam. Akan tetapi ia sangat menyayangi dan mencintai istrinya sehingga selalu menuruti keinginan istrinya tersebut.
Saat mengasuh Musa, Aisyah mencari wanita yang bisa memberi Asi kepada bayi itu. Atas kehendak Allah, ibu kandung Musa terpilih untuk menyusuinya. Sebab, tidak ada satupun air susu wanita yang mau diminum oleh Musa kecuali dari ibu kandungnya sendiri.
ketika beranjak dewasa Musa diberikan petunjuk oleh Allah bahwa dirinya bukanlah anak kandung Raja Firaun. Selain itu, ia diberikan mukjizat ilmu pengetahuan dan pangkat kenabian serta diberi kitab Taurat guna menaklukkan Fir'aun.
Nabi Musa memutuskan untuk meninggalkan istana, karena mendapat kabar bahwa Fir'aun akan berencana buruk terhadapnya. Hal itu terjadi setelah salah satu rakyatnya ada yang mati terbunuh saat Musa mendamaikan perkelahian dua orang.
Keduanya berasal dari bangsa Bani Israil dan Qibthi yang merupakan Bangsa Fir'aun. Pelarian Nabi Musa tersebut dikisahkan dalam surah Al Qashas ayat 21, yang berbunyi:
فَخَرَجَ مِنْهَا خَاۤىِٕفًا يَّتَرَقَّبُ ۖقَالَ رَبِّ نَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ ࣖ
Artinya: Maka keluarlah dia (Musa) dari kota itu dengan rasa takut, waspada (kalau ada yang menyusul atau menangkapnya), dia berdoa, “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu.”
Nabi Musa pergi tanpa tahu arah tujuan dengan diliputi perasaan cemas dan khawatir akan kejaran tentara Fir’aun. Tanpa ia sadari, ia berjalan ke arah Madyan dan bertemu dengan dua putri Nabi Syuaib.
pertemuan itu terjadi ketika Nabi Musa tengah beristirahat. Dua gadis itu tengah mengambil air untuk hewan ternaknya.
Musa memutuskan untuk membantu mereka. Setelah itu mereka mengundang Musa untuk berkunjung ke rumah. Setelah sampai, ia baru mengetahui bahwa dua gadis tersebut adalah putri Nabi Syuaib.
Setelah dijamu dengan penuh hormat, Nabi Musa menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya. Maka, Nabi Syuaib berkata, “Janganlah takut, sesungguhnya engkau telah lepas dari kaum yang zalim.”
Nabi Syuaib kemudian menawarkan kepada Nabi Musa untuk menikahi salah satu dari putrinya. Hal ini juga diabadikan dalam surah Al Qashash ayat 27. Tawaran itu diterima oleh Nabi Musa, dan ia menikah dengan salah satu putri Nabi Syuaib yang bernama Shafuro.
Komentar
Posting Komentar